Tuesday, December 13, 2011

Bersiaplah untuk superkomputer yang dapat memproduksi masa depan

Sebuah rencana besar sedang dipersiapkan dengan matang oleh sekitar 30 peneliti di bidang IT di Eropa, yaitu perancangan sebuah superkomputer bernama Living Earth Simulator (LES). Komputer ini bukan komputer biasa karena nantinya ia memiliki kemampuan untuk menyimulasikan hal apa pun yang ada dan terjadi di bumi menggunakan semua data yang berasal dari Twitter maupun statistik pemerintah untuk memetakan pergerakan sosial dan memprediksikan krisis ekonomi selanjutnya. Ya, komputer ini mampu “melihat” tren yang sedang berkembang di masyarakat dan menganalisisnya untuk memprediksikan kondisi di masa depan hanya dengan mengumpulkan data yang ada di internet.
Dirk Helbing, salah satu pemimpin proyek ini menyatakan bahwa saat ini banyak permasalahan yang dihadapi masyarakat dunia, termasuk ketidakstabilan ekomoni dan sosial, peperangan, dan penyebaran wabah penyakit. Semua hal tersebut dipengaruhi oleh perilaku manusia tetapi di sisi lain banyak pihak yang tidak menyadari cara kerja kemasyaralatan dan perekonomian. Proyek LES diklaim akan mampu memprediksikan penyebaran wabah penyakit (contohnya flu burung), mengidentifikasi metode untuk menanggulangi perubahan iklim, dan bahkan “melihat” krisis ekonomi yang akan datang. Keseluruhan kemungkinan ini membuat LES akan menjadi hardware yang akan menampung data dengan jumlah yang luas biasa besar dan menganalisisnya dengan skala raksasa.

Diharapkan LES dapat menggunakan segudang data yang ada di internet untuk memprediksi krisis ekonomi yang akan datang.
Proyek berbujet 900 juta poundsterling ini mendapatkan skeptisisme di kalangan beberapa peneliti yang melihatnya sebagai rencana yang tidak realistis dan terlalu ambisius. “Ranah sosial dan perilaku manusia terlalu sulit untuk dianalisis karena tren sosial tidak hanya kompleks namun juga berubah seiring berjalannya waktu. Kekompleksitasan dunia terlalu besar. Bahkan kami tidak dapat membuat pola cuaca untuk waktu lebih dari beberapa hari,” ujar Iain Begg, profesor Studi Eropa, Sekolah Ekonomi London.
Benarkah proyek ini terlalu mustahil untuk diwujudkan? Kita tunggu saja perkembangannya!

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Facebook